Senin, 23 April 2018

PENGALAMAN STRIKE MANCING DI WADUK JATILUHUR


Waduk Jatiluhur sudah tidak asing lagi bagi pemancing di Jawa Barat. Waduk yang terletak di Purwakarta ini ramai dikunjungi pemancing pada hari biasa maupun hari libur. Banyak  ragam jenis ikan air tawar ada di perairan ini, tapi umumnya ikan Nila menjadi target yang paling banyak diburu.




Lokasi Jatiluhur dapat dicapai dengan mudah baik melalui Kota Purwakarta, Padalarang maupun Tol Cipularang. Setelah melewati gerbang loket Area Wisata Waduk Jatiluhur, ikuti jalan sampai nanti terlihat tepian perairan. Anda dapat berhenti dan memancing dari situ atau jalan terus hingga ke tempat pemberangkatan perahu bila ingin memancing dari hostpot yang biasanya dipunyai pemilik perahu. Untuk perbekalan tambahan seperti alat pancing dan umpan cukup mudah didapat di sepanjang jalan menuju kawasan Wisata Jatiluhur.




Sama sekali tak sulit untuk menemukan bendungan yang punya nama resmi waduk Ir. H. Juanda tersebut. Dari jalan tol Purbaleunyi, keluar saja di pintu tol Ciganea (Km 84).
Hingga kini waduk  ini telah mengalami begitu banyak perkembangan – khususnya bagi kemajuan produksi ikan dan wisata mancing. Rumah keramba apung sebagai tempat budidaya ikan, dan juga rakit-rakit di pinggiran waduk, dibangun untuk memenuhi kebutuhan para pemancing. Untuk memancing di atas rakit, angler dikenakan biaya Rp. 10.000. Sementara buat menyeberang dengan perahu dihargai Rp.  25000, sampai Rp 40.000 tergantung jauh dekatnya spot mancing dan menyewa perahu sehari full membayar sekitar Rp. 250.000 biasanya untuk mancing Casting.
Spot Mancing di waduk jati luhur banyak sekali yang paling ramai ada sekitar beberapa lokasi berdasarkan dermaga penyebrangan Diantaranya adalah Dermaga serpis, Warung jeruk/galumpit, kiaralawang, cilangohar, Citerbang, Parang gombong  dan lainnya. Dari spot tersebut terbagi lagi dalam area-area kecil tempat mancing  .( mohon izin share untuk info lebih jelasnya tentang spot atau lapak mancingnya bisa dilihat di blog https://sahobipancing.blogspot.co.id/2018/02/spot-mancing-waduk-jatiluhur.html#more )


 Pada kesempatan ini penulis akan berbagi cerita mancing di salah satu lokasi (spot) di jati luhur yaitu Spot Karapyak  .
Penulis bersama 5 orang rekan pemancing berangkat dari Bandung pada hari jumat malam  sekitar pukul 19.30 menuju lokasi spot Karapyak , spot ini  di bisa di lalui dari dermaga Serpis atau citerbang kebetulan penulis melalui dermaga serpis selain perjalanan tidak terlalu jauh juga berada di sekitar dermaga wisata waduk jatiluhur, perjalanan di tempuh sekitar 1,5 jam, Sekitar jam 21.00  kita sampai di dermaga serpis dan siap di antar menuju lapak yang di tuju. Rencananya  kami akan menuju spot Astap tetapi setelah menanyakan ke pemilik perahu yang mengantar ternyata Spot astap kedalaman airnya sedang naik sekitar 4 sampai 5meter, perlu di ketahui ketika kedalaman air di lapak sedang naik kemungkinan tidak akan mendapatkan ikan pancingan idealnya kedalaman air 2 sampai 3 meter. Jadi kami selanjutnya berkeliling mencari lapak lainnya yang kedalaman airnya tidak terlalu dalam, ternyata lapak-lapak lainnya sudah penuh diisi  pemancing-pemancing yang telah datang dari siang harinya. Memang idealnya ketika mau berangkat mancing ke daerah ini harus dari siang hari supaya kebagian lapak ( spot ) yang bagus ( maklum kita siangnya, ngantor dulu bro  jadi nggak bisa berangkat siang hari ).
Akhirnya kita memutuskan untuk mengisi lapak yang masih kosong dan kurang familiar di kalangan pemancing alam  cirata/ jatilhur  karena sering boncos tidak mendapatkan ikan tetapi kalau beruntung suka ada ikan Nila badot ( ikan Nila ukuran besar di atas 2 Kg ) menurut rekan saya yang telah berpengalaman mancing disegala medan . spot itu di spot karapyak dengan rakit yang sebagian telah di sisi pemancing lainnya
Sekitar pukul 22.00 kita  sampai di lapak buah, kemudian kami mempersiapkan peralatan mancing, lampu penerangan, peralatan tidur( jadi kalau mau mancing di waduk apalagi ada acara menginap kita harus mempersiapkan peralatan seperti tersebut selain perlatan mancing )  dan umpan .
Peralatan mancing yang di gunakan waduk  berbeda dengan yang biasa kita mancing di kolam atau di laut, biasanya pemancing membawa minimal 5 tacle atau joran yang digunakan berbarengan sekaligus. Untuk dudukan joran, digunakan palang kayu sepanjang 1 meter. Dudukan yang biasa disebut timbangan tersebut berfungsi sebagai titik tumpu joran, hingga punya berat yang seimbang, baik bagian depan maupun belakangnya. Dengan posisi seperti itu pergerakan terkecil sekalipun dapat diamati dengan seksama.
“Biasanya para anglers jika memancing di rakit kebanyakan pakai joran fiber 75 – 120cm dengan gulungan senar kayu. Jika memancing landbase biasanya menggunakan joran tegeg dengan panjang 4 -5 meter, dengan senar size 6 – 10 Lbs,”. Saat memancing, disarankan juga membawa timah pemberat dalam beberapa ukuran, juga pelampung dan stopper-nya.
Soal umpannya yang paling umum adalah jenis lumut (di sekitar Jatiluhur biasa disebut lukut). Cacing dan menggunakan umpan lainnya seperti geleng racikan .Mengenai umpan tidak usah  dikhawatirkan. Di sepanjang menuju lokasi banyak  pedagang peralatan pancing beserta aneka lumut berjejer menawarkan dagangannya, seperti Cacing, lukut air, lukut balong, atau lukut sawah.
Och kita kembali ke cerita … Ketika hari menjelang larut malam setelah semua anglers menempati rakitnya masing-masing dan semua peralatan selesai di pasang, kita  menunggu ikan menghampiri umpan yang di pasang joran, sambil menunggu tersebut kita bercengkrama dan bersenda gurau sambil menikmati pemandangan alam di waktu malam yang begitu indahnya ( subhanallah betapa indahnya ciptaan Tuhan ) . dan  ada rekan-rekan anglers  yang tidur untuk mempersiapkan mancing esok paginya .
Pada lapak tertentu kadang ikan bisa makan umpan pada malam hari tergantung suhu air di tempat tersebut, tetapi biasanya waktu yang paling bagus ikan memakan umpan yaitu esok paginya dari sekitar jam 06.00 pagi sampai jam 16.00 menjelang sore .
Pada malam hari kita sebagian anglers hanya mendapatkan ikan kecil-kecil yang dianggap parasit oleh para anglers seperti ikan red devil, golsom, dan ikan kecil lainnya . keesokan harinya barulah rekan-rekan anglers baru mendapatkan ikan yang di harapkan seperti ikan nila dan ikan mas meskipun ukurannya tidak sesuai harapan .
Sekitar pukul 09.00 pagi rekan anglers baru membuahkan hasil mendapat ikan mas yang ukurannya lumayan besar tapi masih di bawah 0.5 kg  di susul oleh penulis  kemudian anglers lainnya strike  ikan mas ukur ¾ kg . selanjutnya  anglers lainnya yaitu mendapatkan ikan nila yang lumayan besar sekitar ukuran 1.5 Kg . perlu di ketahui waktu itu kita menggunakann umpan cacing untuk mendapatkan ikan nila dan umpan racikan geleng untuk umpan ikan mas atau nila
Sekitar pukul 11.00  siang baru selagi nyantai ngobrol  penulis baru mendapatkan ikan Nila badot ukuran sekitar 2,5 kg,umpan yang diguankan yaitu umpan lumut , pada kesempatan itu penulis baru merasakan sensasi yang luar biasa menarik ikan yang ukuran besar dengan joran dan tali kenur ukuran kecil susah sekali di lukiskan dengan kata-kata mungkin para anglers pembaca  sekalian pernah merasakan sensasinya …pokona asik banget …. Sampai lutut gemetaran .. . dan anglers yang lainnya juga mendapatkan ikan nila cukup besar .
Akhirnya kami mancing selesai sekitar pukul 16.00 sore , sambil menunggu kedatangan perahu jemputan, kita  membereskan semua peralatan pancing dan peralatan lainnya .
Demikian sekilas cerita kami mancing di salah satu lokasi di waduk jati luhur … apabila rekan-rekan anglers pembaca mempunyai cerita memancing silahkan kirimkan ke  kami …nanti kami akan memposting di web ini ….
Salam Gentakkkk……………….!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar